Penulisan Banjar
Saya membaca ini, apa maksudnya itu?
Handaknya "Tampayakan" atawa "Tampilakan"? J Subhi ada menerjemahkan "Tampilakan".
Jika Anda ingin menerjemahkan "upload" menjadi naikakan barakas dan "download" menjadi udal barakas, silahkan saja.
Soal penggunaan "Pian" dan "Piyan", saya lebih suka menggunakan "Pian", selain lebih hemat huruf, juga sedikit membantu dalam pengaksesan jika membuka WBBanjar, jadi tidak terlalu lambat. Tidak diharuskan mengikuti asal dari bahasa Jawa. Soalnya jika memakai Piyan tetap saja dibaca "Pian", tapi lebih boros huruf.
Soal penggunaan huruf terakhir "y" dalam setiap pengucapan yang berbunyi "ai, ui", J Subhi dan saya sepakat untuk tidak menggunakan "y" melainkan "i", seperti gagai, surui. karena itu merupakan bahasa Banjar asli. Sedangkan jika menyerap dari bahasa Indonesia seperti "Sungai", "Danau", kami setuju jika diakhiri dengan "y" atau "w", seperti "Sungay", "Danaw".
Kalau Proyek diterjemahkan "Peroyek", saya setuju saja. Tetapi, kalau berbunyi "e" (baca:enak), sebaiknya pakai simbol (lupa pakai yang mana, "é" atau "è" ya)? Saya sudah terlanjur menerjemahkan "proyek" menjadi "rangka gawian", silahkan terjemahkan.
"Palambuan" itu atas kesepakatan saya dan J Subhi mengenai penerjemahan untuk "Portal".
Jujur, saya lebih suka menerjemahkan ke dalam bahasa Banjar Hulu (jika ada padanannya, jika tak ada maka pakai Kuala) karena merupakan bahasa Banjar yang asli dan belum banyak tercampur dan dialeknya masih pakai penyebutan aksara Arab/Jawi, sehingga pelafalan yang sering diucapkan adalah a, i, dan u. Untuk é, è, dan o minim atau bahkan mungkin tak ada. Sedangkan Banjar Kuala, bahasanya sudah tercampur dan dialeknya juga.
Sorang ni ada mambuka Hikayat Banjar, di dalamnya ada kosa kata mahunggahi artinya mendaki/naik {dari sungai). " Kalah sikap (= prajurit) Pangeran Tumanggung itu. Banyak yang mati. Lanting kotamara itu rosak oleh bedil. Hendak mahunggahi ke pinggir orang Pangeran Tumanggung itu tiada kuawa oleh sumpit, oleh tenggar (= nama senjata). Perahunya tiada beroleh ke pinggir, ke halangan tjarutjuk."
Dalam keterangan buku itu, hunggah berarti mendaki. "unggah" tatap haja kita pakay mungkin diganti hunggah, sudah ada dalam bahasa Banjar bahari kala (abad 17).